Nagosa

DURATION: 
PLACE: Wamena, Jayawijaya Regency, Papua
DIRECTOR: Kristian G. Tigor Kogoya

Nagosa (Mama) Salonika Hisage’s family lives in a village called Minimo, 4 kilometers away from Wamena, the capital town of the Jayawijaya Regency of Indonesia. She is married to Kornelis Mulait and together they raised five children, three boys, and two girls.

Each morning Nagosa Salonika wakes up at 3 AM to prepare breakfast for her children. Around 4.30 AM she goes to the city and arrives at around 6 AM to a designated area where she works as a street sweeper.

The trash she gathered, are then put into a plastic bag which she throws to the trash to be collected later by a garbage truck. After work, Nagosa Salonika heads towards home to find firewood in the forest. She then collects branches and firewoods and cut them into small pieces to sell them in nearby markets. If she gets enough money from selling firewoods she would be able to get food from the store before returning home.

Running this routine, Nagosa Salonika managed to save enough money to pay for her husband’s undergraduate tuition. Unfortunately, her husband remains unemployed until today. To provide for his family her husband finds fish in the Baliem river which he can sell to the market. Both of them also work together periodically in a farmland on the top of the mountain.

Jaga Sirih Pinang

DURASI:
TEMPAT: Wamena, Jayawijaya, Papua
DIREKTUR: Kristian G. Tigor Kogoya

Ada sebuah keluarga yang tinggal di kampung yang bernama Minimo, yang jaraknya kurang lebih 4 km dari kota Wamena. Nagosa (mama) Salonika Hisage mempunyai suami yang bernama Kornelis Mulait dan memiliki 5 anak, 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

Setiap bangun pagi jam 03.00, Nagosa Salonika Hisage biasa menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya, kemudian Nagosa Salonika mulai pergi ke kota jam 04.30 lalu tiba jam 06.00 di tempat ia bekerja sebagai penyapu dan pembersih jalanan.

Setelah menyapu jalanan, sampahnya dikumpulkan dan dimasukkan kedalam karung plastik lalu ditaruh di tempat sampah, dan sampah tersebut akan diangkut oleh truk sampah. Nagosa Salonika lalu pulang untuk mencari kayu bakar di hutan. Ia sendiri yang membelah kayu bakar tersebut, kemudian menjualnya di pasar-pasar terdekat. Jika kayu bakarnya habis terjual, ia langsung membeli bahan makanan di toko, lalu pulang ke rumahnya.

Dari uang kayu bakar ia sudah berhasil membiayai suaminya sejak kuliah sampai sarjana S1, tetapi sayang suaminya mesih belum mendapatkan pekerjaan sampai sekarang. Oleh karena itu, suaminya biasa menjaring ikan di Kali Baliem dan ikannya dijual ke kota untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka juga bekerja bersama di kebun di atas gunung.

1 thought on “Nagosa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.